Tetrahydrocannabinol adalah senyawa psikoaktif utama yang ditemukan pada ganja dan zat lain untuk membuat seseorang menjadi ngefly. Saat ini vaping semakin marak dilakukan oleh para remaja maupun orang tua. Tapi ada juga yang menyalahgunakan vaping dengan dicampur ganja.
Vaping ganja menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia yang beralih dari rokok konvensional menjadi vape. Vaping dengan ganja ini sudah mendapatkan banyak perhatian dari kalangan medis terkait bahaya dan efek sampingnya.
Pengertian Tetrahydrocannabinol adalah
Tetrahydrocannabinol adalah vaping minyak ganja yang mana pada penggunaannya melalui proses pemanasan minyak lalu dihirup menggunakan alat vape.
Proses pembuatan tetrahydrocannabinol adalah dengan mengekstrak senyawa THC yang berasal dari tanaman ganja, lalu dicampurkan dengan bahan pengencer seperti propilen glikol (PG) atau vegetable glycerin (VG) yang digunakan untuk membentuk cairan agar lebih encer dan mudah diuapkan.
Setelah proses pembuatan THC berhasil dilakukan, kemudian cairan tersebut diisi ke dalam cartridge atau botol khusus yang bisa dipasang pada alat vape. Penggunaannya biasa dilakukan oleh seseorang yang ingin merasakan efek psikoaktif dari THC tanpa harus merokok ganja.
THC atau tetrahydrocannabinol adalah senyawa aktif yang biasanya ada pada tanaman cannabis atau ganja. Vape sering diklaim lebih aman jika dibandingkan dengan rokok konvensional. Akan tetapi, bukan berarti semua vape aman untuk digunakan.
Vape dengan senyawa THC dipercaya bisa memberikan perasaan euforia dan akan mempengaruhi rasa sakit, suasana hati, dan perasaan lainnya.
Cara kerja dari tetrahydrocannabinol adalah dengan mempengaruhi reseptor cannabinoid yang ada pada otak, kemudian akan menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang.
Seperti umumnya seseorang menggunakan ganja, vaping ganja dengan kandungan THC juga digunakan untuk mengatasi kecemasan, insomnia, nyeri kronis, dan juga depresi.
Vape yang mengandung THC yang dicampur dengan pelarut kemudian akan dipanaskan dan diubah menjadi uap untuk dihirup. Pada proses ini biasanya terdapat beberapa tetesan minyak yang tertinggal ketika dingin kembali. Jika minyak ini dihirup maka bisa menyebabkan permasalahan pernapasan.
Penggunaan THC liquid ini hanya diperbolehkan di beberapa negara atau wilayah yang telah melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan rekreasi maupun medis.
Namun di Indonesia, penggunaan ganja atau produk turunannya seperti THC liquid masih ilegal atau dilarang dan bisa dikenakan sanksi pidana bagi penggunanya.
Baca Juga : Rekomendasi Liquid untuk Pod yang Enak
Risiko Kesehatan Vaping Ganja dengan Kandungan Tetrahydrocannabinol
Para ahli menyatakan bahaya yang diakibatkan dari penggunaan vaping liquid ganja dengan kandungan THC. Salah satunya karena adanya kandungan vitamin E asetat yang berbahaya bagi paru-paru. Berikut beberapa risiko lain dari penggunaan vaping liquid ganja dengan kandungan THC:
1. Risiko dari Bahan Kimia yang Terkandung pada Tetrahydrocannabinol adalah
Vape bisa melepaskan bahan kimia yang berbahaya, misalnya jumlah residu amonia yang beracun dalam alat penguap ganja yang akan berdampak negatif bagi kesehatan. Amonia tersebut bisa menyebabkan iritasi pada paru-paru, timbulnya efek negatif pada sistem saraf pusat, dan mengakibatkan asma.
2. Risiko Permasalahan Pernapasan
Vaping ganja bisa memperburuk kondisi asma yang kamu miliki. Hal ini juga bisa menyebabkan kejang pada tabung bronkial. Maka dari itu, bagi kamu yang memiliki penyakit asma, sangat tidak dianjurkan menggunakan vape liquid ganja dengan kandungan THC karena akibatnya sangat fatal.
3. Risiko Terkena Kanker
Zat penyebab kanker salah satunya adalah Tar yang dapat dilepaskan ketika kamu menggunakan vaping liquid ganja meskipun tidak sebanyak saat vaping dengan kandungan nikotin. Zat ini sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh yang akan menumbuhkan sel-sel kanker.
4. Risiko Memperburuk Kondisi
Jika kamu menderita gangguan jantung ataupun gangguan peredaran darah, tekanan darah rendah, hingga diabetes. Ganja yang dicerna dalam bentuk apapun akan memperburuk kondisi tersebut.
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa vape ganja akan berpotensi meningkatkan detak jantung menjadi dua kali lipat dari laju orang normal. Peningkatan detak jantung yang drastis ini akan meningkatkan risiko kamu terkena serangan jantung.
5. Risiko Ketergantungan
Meskipun ganja tidak memberikan efek ketagihan seperti yang ada pada tembakau. Tapi penggunaan ganja bisa menyebabkan kamu memiliki rasa ketergantungan pada zat tersebut.
Jadi jika kamu sekali mencoba, maka selanjutnya efek ketergantungan tersebut akan terus muncul hingga kamu merasakan gelisah untuk ingin menggunakannya lagi.
6. Risiko Permasalahan Otak
THC yang ada dalam ganja akan diserap ke dalam aliran darah dan akan dibawa ke otak. THC yang telah sampai di otak tersebut bisa memberikan dampak yang negatif pada daya ingat kamu. Daya ingat akan melemah sehingga akan berpengaruh juga pada kemampuan berpikir.
Tetrahydrocannabinol adalah Penyebab Kematian Beberapa Remaja di Amerika
Ada beberapa orang yang tinggal di Amerika meninggal dunia karena mengonsumsi THC liquid dengan kadar tinggi. Korban-korban ini kebanyakan menggunakan produk THC liquid yang dijual secara ilegal atau black market di Amerika.
Adapun kandungan yang ada di dalamnya terdiri dari muatan minyak Vitamin E dengan dosis tinggi. Media yang digunakan yaitu dengan alat vape yang biasa mereka gunakan. Jadi tetrahydrocannabinol adalah bahan yang digunakan untuk campuran liquid dan dihirup menggunakan alat vape.
Maka dari itu, bagi kamu pengguna vape perlu waspada terhadap bahaya narkoba melalui media vape, bukan dari vape itu sendiri.
Di Indonesia, terdapat asosiasi yang bernama APVI (Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia). Mereka bersedia membantu semua pihak dan bekerja sama dengan pemerintah dalam memberantas penggunaan narkoba. Baik melalui media vape maupun media lainnya.
APVI telah menghimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam membeli liquid vape. Agar liquid yang dibeli sudah terjamin keamanannya, pastikan terlebih dahulu kamu membeli produk liquid yang legal dan sudah diberikan pita cukai.
Tetrahydrocannabinol adalah zat yang tidak aman untuk dikonsumsi. Maka dari itu, APVI akan memastikan produk-produk yang beredar di Indonesia telah aman untuk dikonsumsi. APVI juga melarang usaha retail maupun reseller yang ada pada komunitas untuk menjual vape ke anak-anak di bawah umur 18.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa ganja memberikan efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendeknya adalah masalah koordinasi, meningkatkan kecemasan, munculnya permasalahan pada memori, pada indra yang terdistorsi, paranoid, gangguan tidur, hingga peningkatan denyut jantung.
Sedangkan efek jangka panjangnya dapat meningkatkan risiko ketergantungan, risiko batuk kronis, risiko skizofrenia, dan berbagai risiko buruk lainnya.
Jadi, zat tetrahydrocannabinol adalah zat yang sangat berisiko untuk kesehatan hingga dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu, kamu perlu memilih liquid yang aman dengan label pita cukai dari negara. Dapatkan liquid aman tersebut di Indonesia Dream Juice yang memiliki banyak variasi rasa enak untuk kamu coba!