Back

Para Smokers Merapat, Ini Cara Berhenti Merokok dengan Vape

Man Smoking

Man smoking with a blue vape.

Kamu tahu tidak kalau banyak vapers itu awalnya adalah perokok berat yang mau berhenti merokok? Banyak yang berhasil, lho. Bahkan, vaping sudah jadi alternatif buat berhenti merokok. Mungkin beberapa orang masih ada yang ragu kalau cara berhenti merokok dengan vape itu efektif. Padahal ada beberapa penelitian ilmiah yang bisa dijadikan rujukan.

 

Salah satunya dari The University of Queensland, Australia, yang bilang kalau vape itu 50% lebih efektif daripada Nicotine Replacement Therapy (NRT) untuk bantu perokok berat biar bisa berhenti merokok. Dalam penelitian ini, ditemukan kalau 83% partisipan yang pakai vape punya kemungkinan lebih tinggi buat berhenti merokok daripada orang-orang yang ikut program NRT.

 

Ada juga penelitian dari Queen Mary University of London, Inggris, yang melihat kalau pakai vape bisa bikin lebih gampang berhenti merokok. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dan melihat kalau 27% dari 137 perokok yang tidak bisa berhenti sudah mengurangi konsumsi rokoknya dengan menggunakan vape.

 

Nah, untuk kamu yang masih ragu kalau cara berhenti merokok dengan vape itu efektif, kami sudah siapkan informasinya nih. Agar tidak ada lagi keraguan diantara kita, ciye. Selamat membaca!

 

 

Penyebab Susah Berhenti Merokok

 

Kenapa harus berhenti merokok? Mungkin kamu sudah tahu jawabannya. Selama ini kita disuguhi informasi bahwa merokok itu berbahaya karena mengandung senyawa karsinogenik penyebab kanker. Meski begitu, masih saja banyak orang yang kesulitan buat berhenti.

 

Sebelum kami kasih tahu cara berhenti merokok dengan vape. Yuk, cari tahu dulu, sebenarnya apa sih yang bikin berhenti merokok itu susah? Ada beberapa hal yang jadi alasannya, nih. Berikut beberapa diantaranya:

 

●     Rokok atau Tembakau Bersifat Adiktif

 

Nah, ini yang jadi alasan pertama dan paling utama kenapa berhenti merokok itu susah. Nikotin yang terkandung dalam rokok membuat pelepasan dopamin dan memberikan rasa nyaman.

 

Jika dopamin yang ada berkurang, rasa nyaman pun akan hilang. Akhirnya muncul keinginan untuk merokok lagi supaya bisa mendapatkan sensasi seperti sebelumnya. Begitu terus sampai akhirnya kecanduan rokok.

 

Karena badan sudah terbiasa dengan asupan nikotin, ketika ingin berhenti akan muncul gejala putus nikotin. Ini yang bikin badan jadi tidak nyaman. Bahkan, bisa menyebabkan sakit kepala, batuk, tidak enak badan, susah tidur, dan lain-lain. Jadi tambah susah deh mau berhenti.

 

●     Faktor Mental dan Emosional

Selain berdampak pada fisik, rokok juga bisa berdampak pada mental dan emosional penggunanya. Soalnya, ketika ingin berhenti, kamu jadi harus meninggalkan kebiasaan yang sudah lama terbangun.

Selain itu, kamu mungkin akan merasa seperti kehilangan teman. Iya, teman, karena sudah biasa dapat perasaan nyaman dari rokok, tentu saja susah menjauhinya. Apalagi buat orang-orang yang sudah jadi perokok berat, tentu saja akan kesusahan kalau berhenti secara tiba-tiba.

●     Harga Rokok Terjangkau

Berbeda dengan beberapa negara lain, harga rokok di Indonesia masih terjangkau. Sehingga membuat orang-orang dari berbagai kalangan masih bisa mengkonsumsi rokok. Negara lain yang sengaja membuat harga rokok mahal memiliki tujuan supaya hanya kalangan tertentu saja yang bisa membeli rokok.

●     Lingkungan yang Permisif

Masih banyak orang yang “masa bodoh” dengan rokok. Akhirnya, perokok aktif dan yang berniat untuk berhenti merokok kurang dapat dukungan dari lingkungan. Bahkan, ada sebagian yang menentang sikap tidak merokok.

●     Citra Rokok

Melalui iklan, sponsorship, dan event yang dibiayai industri rokok, membuat citra rokok malah memperkuat citra rokok. Sehingga, informasi tentang bahaya rokok terhadap kesehatan menjadi tidak sampai secara merata ke masyarakat.

 

Kenapa Harus Vape?

 

Memangnya harus pindah ke vape ya kalau mau berhenti merokok? Ya tidak juga, sih. Tapi apakah kamu sudah siap secara fisik, mental, dan emosional untuk benar-benar berhenti merokok? Belum lagi kalau tidak ada dukungan dari lingkungan terdekat. Banyak yang gagal, lho.

 

Bukanya mau nakut-nakutin, sih. Tapi cara berhenti merokok dengan vape memang jadi jalan yang paling masuk akal. Terutama buat kamu yang sudah kecanduan parah. Sudah banyak yang berhasil membuktikan kalau cara ini efektif, lho. Bahkan sudah ada penelitian ilmiahnya juga.

 

Kalau masih ragu, kami kasih tahu perbandingan rokok dan vape, deh.

 

●     Vape Lebih Tidak Berbahaya

 

Sebenarnya, seperti ada kesepakatan umum kalau vape itu lebih tidak berbahaya daripada rokok. Soalnya, rokok menyalurkan nikotin ke tubuh dengan cara dibakar sehingga racun sisa pembakaran tembakau juga ikut terhirup.

 

Nah, racun-racun inilah yang bikin rokok lebih berbahaya daripada vape. Walaupun, kalau memang benar-benar mau sehat, sebaiknya ya tidak merokok sama vaping, sih. Untuk lebih lanjut, kamu bisa lihat di sini sama di sini.

 

●     Bedanya Nikotin pada Rokok dan Vape

 

Untuk nikotinnya sih tidak ada yang berbeda, ya. Tapi cara menyalurkannya ke tubuh yang berbeda. Kalau rokok menyalurkan nikotin melalui asap hasil pembakaran tembakau. Sedangkan vape menyalurkannya melalui uap yang dihasilkan dari pembakaran liquid.

 

Selain itu, jumlah nikotin pada rokok biasanya sudah tetap, tidak bisa disesuaikan. Jadi, banyaknya nikotin yang masuk ke tubuh tergantung dari seberapa banyak seseorang mengkonsumsi rokok. Berbeda dengan vape, kamu bisa lebih mudah mengatur konsumsi nikotin harian dengan menyesuaikan liquid yang kamu pakai.

 

Fun fact-nya, nikotin tidak menyebabkan kanker, lho. Tapi memang bisa bikin kecanduan, sih. Jadi, seseorang bisa kecanduan rokok biasanya gara-gara nikotin. Nah, senyawa lain yang ada pada rokok inilah yang karsinogenik. Makanya vape jauh lebih tidak berbahaya kalau dibandingkan sama rokok.

 

●     Rasa, Tidak Hanya Flavor Tapi Feel

 

Merokok dan vaping memang punya rasa yang berbeda. Entah itu rasa yang bisa dikecap indra perasa, ataupun rasa yang mengacu pada kepuasan batin. Tapi yang jelas, vape bisa mereplikasi kenikmatan rokok, dari rasa dan pengalaman.

 

Bahkan, kamu bisa eksplor lebih banyak dengan vape. Mau cari rasa yang cocok di mulut? Bisa. Mau cari sensasi cloud chasing? Bisa. Mau cari sensasi throat hit yang nendang? Bisa. Kamu hanya perlu menyesuaikan tiap komponen vape-mu untuk mendapatkan semua itu. Beda sama rokok, rasa dan pengalaman yang ditawarkan cuma itu-itu saja.

 

●     Biaya yang Diperlukan

 

Dari segi biaya yang dikeluarkan juga berbeda, lho. Sekilas terlihat lebih mahal vape daripada rokok. Tapi kalau dilihat lebih jauh, sebenarnya vape-lah yang lebih murah.

 

Misalnya, anggap saja harga rokok satu bungkusnya Rp 25.000, dan untuk perokok berat biasanya menghabiskan (setidaknya) satu bungkus rokok sehari. Dalam sebulan saja sudah menghabiskan Rp 750.000, dan setahun bisa mencapai Rp 9.000.000. Ini baru estimasi minimum, lho.

 

Sedangkan vape terlihat mahal karena di awal perlu mengeluarkan biaya banyak untuk membeli device dan printilan lainnya. Untuk mod vape yang entry-level sekitar Rp 800.000 dan untuk pod berkisar Rp 250.000 – Rp 400.000.

 

Selanjutnya, untuk pemakaian bulanan, kamu perlu membeli liquid yang harganya antara Rp 100.000 – Rp 180.000. Kalau pakai mod, kamu juga perlu menyiapkan uang untuk mengganti beberapa komponen secara berkala. Seperti kapas, biasanya untuk pemakaian dua bulan membutuhkan biaya sekitar Rp 50.000. Coil vape juga perlu diganti setidaknya dua minggu sekali, dengan harga Rp 50.000 – Rp 60.000.

 

Sedangkan untuk yang pakai pod, biayanya lebih murah lagi. Untuk penggantian coil dan cartridge biasanya sekitar Rp 30.000 – Rp 50.000 setiap dua minggu pemakaian. Jika dijumlahkan, kira-kira untuk device mod akan menghabiskan biaya sekitar Rp 300.000 – Rp 350.000. Dan untuk pod sekitar Rp 180.000 – Rp 250.000.

 

Kalau dihitung pertahun dengan estimasi terendah, biaya yang diperlukan untuk vape dengan device mod adalah Rp 4.400.000. Sedangkan device pod lebih murah lagi, sekitar Rp 2.260.000. Bahkan, jika kamu menggunakan mod dan pod secara bersamaan dalam setahun, terhitung masih lebih hemat daripada merokok.

 

 

Bagaimana Cara Berhenti Merokok dengan Vape?

 

Kalau kamu perokok berat dan punya niat buat berhenti merokok, vape adalah alternatif yang tepat. Selain karena sudah banyak yang berhasil, cara berhenti merokok dengan vape juga didukung beberapa penelitian ilmiah, lho.

 

Walaupun, ada juga beberapa perokok yang masih sulit adaptasi saat berpindah menggunakan vape. Biasanya karena mereka tidak terbiasa dengan vape yang menggunakan teknik hisap direct to lung (DTL). Teknik DTL ini adalah teknik hisap yang membuat uap vape langsung diarahkan ke paru-paru, seperti saat bernapas biasa. Sehingga, orang yang belum terbiasa malah batuk karena kaget dan tersedak oleh uap vape.

 

Sebenarnya, untuk perokok berat, cara berhenti merokok menggunakan vape disarankan menggunakan teknik hisap mouth to lung (MTL). Teknik MTL ini memiliki kesamaan dengan teknik menghisap rokok pada umumnya, yaitu dengan menahan uap di dalam mulut sebelum akhirnya menuju paru-paru. Biasanya, teknik MTL akan menghasilkan uap lebih sedikit dan cocok untuk orang yang masih mengkonsumsi nikotin.

 

Jadi, untuk kamu yang cari cara berhenti merokok dengan vape, bisa dimulai dengan beli device yang sesuai budget-mu. Kamu juga bisa tanya-tanya atau konsultasi dengan toko vape terdekat di daerahmu. Setelah punya device-nya, kamu bisa mulai ngebul dan nikmati asupan nikotin-mu tanpa perlu takut bahaya asap rokok lagi, deh. Jangan lupa, kalau mau ngebul lebih nikmat, pakai liquid dari Indonesia Dream Juice!

 

Selamat mencoba!

WeCreativez WhatsApp Support
Tim customer support kami siap menjawab segala pertanyaan Anda. Silahkan tanyakan apa saja!
👋 Halo, ada yang bisa saya bantu?